Kasus MPOX meningkat: Apakah perlu diwaspadai seperti Covid?

Sekitar beberapa bulan yang lalu, kasus MPOX (Monkeypox) meningkat di beberapa negara dan menjadi perhatian institusi kesehatan dan masyarakat di beberapa negara. Meskipun laporan tentang kasus MPOX tidak sebesar Covid-19, peningkatan ini menimbulkan pertanyaan: apakah kita perlu mewaspadai MPOX dengan serius seperti kita menghadapi Covid-19? Untuk menjawab pertanyaan ini, penting untuk memahami lebih dalam tentang MPOX, penularannya, gejalanya, serta bagaimana perbandingannya dengan pandemi Covid-19 yang telah mengubah kehidupan kita.

  1. Apa Itu MPOX?

MPOX merupakan penyakit sejenis zoonosis yang disebabkan oleh virus Monkeypox, serta bagian dari anggota keluarga virus yang sama dengan virus cacar air. Meskipun namanya mungkin menimbulkan kekhawatiran, sumber MPOX sebenarnya pertama kali diidentifikasi dari seekor monyet tahun 1958 di Denmark. Penelitian tersebut menggunakan monyet, namun hewan pengerat dan hewan liar lainnya juga bisa menjadi sumber infeksi. Kemudian, kasus MPOX dengan pasien manusia pertama muncul sekitar tahun 1970 di negara Republik Demokratik Kongo.

  1. Gejala dan Penularan

Gejala virus MPOX mirip dengan cacar, meski biasanya lebih ringan. Orang yang terpapar virus MPOX memiliki kemungkinan untuk mengalami pembengkakan kelenjar getah bening, ruam yang menyebar ke seluruh tubuh demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Ruam ini berubah dari bintik-bintik merah menjadi lepuh berisi cairan yang akhirnya mengering dan mengelupas.

MPOX menular melalui kontak fisik secara langsung dengan cairan seperti darah, cairan tubuh, serta lesi kulit yang didapati dari hewan atau manusia yang terjangkit MPOX. Penularan antar manusia biasanya memerlukan kontak fisik dengan dekat, contohnya seks atau terpapar droplet yang mengandung virus MPOX.

  1. Perbandingan dengan Covid-19

Meskipun kasus MPOX meningkat, penting untuk menempatkannya dalam konteks yang benar. Covid-19 adalah penyakit pernapasan yang sangat menular dengan penyebaran global yang cepat, sementara MPOX memiliki pola penyebaran yang jauh lebih terbatas. Covid-19 menyebar melalui udara dan bisa ditularkan oleh orang yang terinfeksi bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala. Inilah yang membuat Covid-19 sangat sulit dikendalikan dan memerlukan tindakan pencegahan yang luas.

Sebaliknya, MPOX biasanya tidak menyebar semudah Covid-19. Mayoritas kasus MPOX terjadi di daerah endemik di Afrika Tengah dan Barat, dengan penularan antar manusia yang lebih jarang dan lebih lambat. Meski demikian, peningkatan kasus di luar daerah endemik tetap perlu diwaspadai, terutama dalam populasi yang berisiko atau di lingkungan yang memungkinkan kontak dekat yang intens.

  1. Apakah Perlu Diwaspadai Seperti Covid-19?

Secara umum, meskipun MPOX adalah penyakit yang serius dan memerlukan perhatian medis, risiko penyebaran yang relatif rendah dan bisa pulih dalam 3 hingga 4 minggu. Namun, beberapa kasus MPOX menunjukkan gejalanya yang fatal seperti kematian. Peningkatan kasus MPOX menunjukkan pentingnya kewaspadaan, pemantauan, dan pencegahan, terutama di daerah dengan kasus yang muncul.

Untuk populasi umum, edukasi tentang cara penularan dan gejala MPOX penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut. Bagi mereka yang bekerja di bidang kesehatan, perlindungan diri, pelacakan kontak, dan isolasi kasus yang terkonfirmasi adalah langkah-langkah kunci untuk mengendalikan wabah.

Kesimpulan

MPOX bukanlah ancaman yang sama dengan Covid-19, tetapi peningkatan kasus ini menunjukkan bahwa kita tidak boleh lengah. Dengan tindakan pencegahan yang tepat dan penanganan yang cepat, risiko penyebaran MPOX dapat diminimalkan. Masyarakat dan otoritas kesehatan harus tetap waspada dan siap untuk bertindak, memastikan bahwa penyakit ini tidak berkembang menjadi masalah kesehatan global yang lebih besar.

Jika Sahabat merasa kurang sehat atau memiliki gejala – gejala akan sakit, segera konsultasikan dengan Dokter kami di Rumah Sakit Karya Medika 1 Cikarang dan hubungi kami di 0812-8696-1058 dapatkan pelayanan Kesehatan terbaik.

Leave a reply